Category Archives: Analisa Perancangan Kerja

Methods Time Measurement ( MTM )

 


Studi Gerakan

            Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Analisis dilakukan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut (Sutalaksana, 1979).

            Gerakan-gerakan dasar dipelajari untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan. Terdapat 17 gerakan dasar yang diuraikan atau elemen gerakan yang dinamai therblig. Sebagian besar dari therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar tangan, karena pada setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang sering dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang besifat manual.

Gagasan untuk mengefektifkan penerapannya muncul dari seorang konsultan “methode engineering“ ternama dari jepang Mr. Shiego Singo. Ia mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilberth menjadi empat kelompok, yaitu (apk.lab.uii.ac.id):

1. Kelompok Utama (Objective Basic Division)

a. A    : Assemble (Merakit)

b. DA : Diassemble (Mengurai Rakit)

c. U    : Use (Menggunakan)

            Gerakan-gerakan dalam kelompok utama ini bersifat memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan gerakan.

2. Kelompok Penunjang (Physical Basic Division)

a. RE : Reach (Menjangkau)

b. G   : Grasp (Memegang)

c. M   : Move (Membawa)

d. RL : Released Load (Melepas)

            Gerakan-gerakan dalam kelompok penunjang ini diperlukan, tetapi tidak memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan meminimkan gerakan.

3. Kelompok Pembantu (Mental atau Semi-Mental Basic Division)

a. SH : Search (Mencari)

b. ST : Select (Memilih)

c. P    : Position (Mengarahkan)

d. H   : Hold (Memegang untuk Memakai)

e. I     : Inspection (Memeriksa)

f. PP  : Preposition (Mengarahkan)

            Gerakan-gerakan dalam kelompok pembantu ini tidak memberikan nilai tambah dan mungkin dapat dihilangkan. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dilakukan dengan pengaturan kerja yang baik atau menggunakan alat bantu.

4.   Kelompok Gerakan Elemen Luar

a. R   : Rest

b. Pn : Plan

2.2              Methods Time Measurement (MTM)

Pengidentifikasian MTM mempertimbangkan tiga tipe pengendalian yang berguna untuk mengetahui arus pergerakan kerja yaitu, pengendalian otot yaitu, besarnya tergantung kebutuhan. Pengendalian pengelihatan atau mata yaitu pandangan yang fokus, perpindahan dan sudut pandang. Pengendalian mental yaitu, motivasi dari gerakkan. MTM tidak hanya MTM-1 terdapat beberapa macam MTM lainnya yaitu (Yudiantyo, 2003):

a.         MTM–1 digunakan untuk siklus yang berulang-ulang.

b.        MTM–2 merupakan perkembangan dari MTM–1.

c.         MTM–3 yaitu digunakan untuk produksi kecil, perawatan dan aktifitas konstruksi.

d.        MTM–C1 digunakan untuk buruh tak langsung.

e.         MTM–C2 merupakan perkembangan dari MTM–C1.

f.         MTM–V digunakan untuk buruh langsung dalam bengkel mesin.

g.        MTM–M digunakan untuk buruh langsung dalam pekerjaan yang menggunakan alat-alat optik. 4M yaitu merupakan komputerisasi dari Methods Time Measurement-1 (MTM-1).

Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan pengendalian gerakannya dibagi dalam tiga kategori. Berikut ketiga kesulitannya yaitu:

1.        Tingkat Pengendalian Rendah:

Pergerakkannya otomatis. Mudah mempelajarinya atau melakukannya. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum. Sedikit otot yang bekerja. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakkan tubuh. Sudah terampil, pergerakkannya tanpa kesadaran atau konsentrasi yang tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.

2.        Tingkat Pengendalian Sedang:

Memerlukan beberapa ketepatan dan ketetlitian dalam pergerakkan. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak atau terlampau sulit. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakkan tersebut. Cukup banyak gerakan-gerakan yang membutuhkan kesadaran atau konsentrasi yang khusus. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan menentukan gerakan selanjutnya. Pekerja bekerja tanpa latihan atau trainint yang lama atau sulit.

3.        Tingkat Pengendalian Tinggi:

Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti. Otot bekerja lebih ekstra. Butuh konsentrasi yang tinggi. Butuh ketelitian yang tinggi. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai pergerakkannya. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sungguh dan lama terlebih dahulu. Terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1 yaitu, pendahuluan, observasi, perhitungan dan pengecekan.

 

2.3       Gerakan Dalam MTM-1

Pengumpulan informasi adalah idetifikasi kegiatan yang antara lain melioputi; lokasi kegiatan, indetifikasi bahan dan bagian-bagiannya, peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kualitas dan pengukuran jarak. MTM-1 ini tedapat 10 jenis elemen gerakan dasr yang berlaku dan 1 jenis penggunaan tekanan dalam pergerakan, yaitu (Yudiantyo,2003):

a.        Menjangkau (Reach)

Reach atau menjangkau adalah gerakan dasar yang digunakan bila dimaksud utama gerakan adalah memnidahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi yang baru. Pergerakan ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun.

b.        Membawa (Move)

Gerakan Move atau membawa adalah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini adalah pada saat pergerakkan tangan, tangan dalam kondisi membawa obyek

c.         Memutar (Turn)

Gerakan turn atau memutar adalah gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan/lengan bawah. Gerakan ini seprti gerakan memutar obeng. Gerakan turn dibagi dalam 3 kategori yang didasarkan atas berat obyek yang diputar, yaitu:

a.         Kecil/Small

b.        Sedang/Medium, lebih besar 57%dari small

c.         Besar/Large, lebih besar 200%dari small

d.         Apply Pressure (AP)

Apply pressure adalah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan ini mengencangkan sekrup dengan obeng. Pembagian apply pressure dibagi dua yaitu kasus A dan kasus B, yang masing-masing dinotasikan dengan APA dan APB.

c.          Memegang (Grasp)

Grasp adalah elemen gerakan dasar menguasai benda. Pergerakannya baik jari atau dengan tangan atau dalam arti memegang.

d.        Melepas (Release)

Release adalah gerakan melepaskan. Pergerakannya seperti penguasaan obyek oleh jari atau tangan.

e.         Mengarahkan (Position)

 Position adalah mengerahkan. Gerakan dasar yaitu dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik.

f.         Melepaskan (Disengage)

     Disengage adalah melepaskan. Gerakan dasarnya yaitu untuk memisahkan suatu obyek ke obyak yang lain.

g.        Eye Travel (ET) dan Eye Focus (EF)

Eye travel adalah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Eye focus adalah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan.

h.        Body, Leg, and Foot Motion

         Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

a.       Horizontal motion.

b.      Leg dan Foot motion.

c.       Vertical Motion.

k.        Crank (C)

Crank adalah putar. Gerakan memutar dari jari tangan, tangan,pergelangan tangan, dan lengan, dimana perputaran tersebut bersumbu pada siku atau bahu. 

Fisiologo

FISIOLOGI


2.1              Sejarah Fisiologi

Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. William Harvey (1 April 1578 – 3 Juni 1657) ialah dokter yang mendeskripsikan sistem peredaran darah yang dipompakan sekeliling tubuh manusia oleh jantung, ini mengembangkan gagasan René Descartes yang dalam deskripsi tubuh manusianya bahwa arteri dan vena ialah pipa dan membawa makanan ke sekeliling tubuh.

            Ibnu Nafis, yang telah menyusun asas arteri dan vena besar di abad ke-13. Dalam buku karyanya yang berjudul Exercitatio Anatomica de Motu Cordis et Sanguinis in Animalibus (Gerak Otomatis Anatomi Jantung dan Darah Binatang), ia menyatakan bahwa berdasar pada metodologi ilmiah darah dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung sebelum kembali ke jantung dan diedarkan kembali dalam sistem yang tertutup.

2.1              Definisi Fisiologi

Adapun prinsip-prinsip mengenai fisiologi. Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita‘, adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik,dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel).

            Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup

            Toole memberikan definisi yang lain tentang bekerja. Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan  bagi orang lain, yang mungkin segera terkesan adalah aspek sosial dari bekerja dalam pengertian sempit yaitu karya persembahan seseorang kepada orang lain.

Bidang Fisiologi

2.3       Bidang Fisiologi

            Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Misalnya, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan pada sel manusia. Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini.

            Sedangkan pada fisiologi manusia, dikenal pula beberapa istilah yang berkaitan dengan fisiologi, antara lain Elektrofisiologi, berkaitan dengan cara kerja saraf dan otot, Neurofisiologi, mempelajari fisiologi otak, fisiologi sel, menunjuk pada fungsi sel secara individual

2.4       Pengertian Kerja

Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasikan apakah tata cara kerja sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan “energi kerja” (energi otot manusia) yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Berat atau ringannya kerja yang harus dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan yang tampak dapat diukur lewat pengukuran anggota tubuh atau fisik manusia antara lain:

a. Laju detak jantung (heart rate).

b. Tekanan darah (blood pressure).

c. Temperatur badan (body temperature).

d. Laju pengeluaran keringat (sweating rate).

e. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption).

f. Kandungan kimiawi dalam darah (lactid acid content).

2.5       Pembagian Kerja

   Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Kerja Fisik

Pengeluaran energi relatif banyak dan pada jenis ini dibedakan lagi menjadi dua cara:

a.       Kerja Statis, yaitu:

1.      Tidak menghasilkan gerak.

2.      Kontraksi otot bersifat isometris (tegang otot bertambah sementara tegangan otot tetap).

3.      Kelelahan lebih cepat terjadi.

b.      Kerja Dinamis, yaitu:

1.      Menghasilkan gerak.

2.      Kontraksi otot bersifat isotonis (panjang otot berubah sementara tegangan otot tetap).

3.      Kontraksi otot bersifat ritmis (kontraksi dan relaksasi secara bergantian).

4.      Kelelahan relatif agak lama terjadi.

2.      Kerja Mental

Pengeluaran energi relatif lebih sedikit dan cukup sulit untuk mengukur kelelahannya. Hasil kerja (performasi kerja) manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, adalah sebagai berikut:

  1. Faktor diri (individu), meliputi sikap, fisik, minat, motivasi, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan keterampilan.
  2. Faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja, dan lain-lain.

Kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja:

1.      Kriteria Faal

         Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam air seni, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama bekerja.

2.      Kriteria Kejiwaan

      Meliputi kejenuhan atau kejemuan, emosi, motivasi, sikap, dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja.

3.      Kriteria Hasil Kerja

      Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama bekerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melalui hasil kerja yang diperoleh dari pekerja.

Rumusan hubungan konsumsi energi dengan kecepatan denyut jantung adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Detak Jantung

Tingkat Pekerjaan

Energy Expenditure

Detak Jantung

Konsumsi Energi

Kkal / menit

Kkal / 8jam

Detak / menit

Liter / menit

Undully Heavy

>12.5

>6000

>175

>2.5

Very Heavy

10.0 – 12.5

4800 – 6000

150 – 175

2.0 – 2.5

Heavy

7.5 – 10.0

3600 – 4800

125 – 150

1.5 –2.0

Moderate

5.0 – 7.5

2400 – 3600

100 – 125

1.0 – 1.5

Light

2.5 – 5.0

1200 – 2400

60 – 100

0.5 – 1.0

Very Light

< 2.5

< 1200

< 60

< 0.5

 

Tabel 2.2 Penetuan Nilai Kostanta (S)

Tingkat Pekerjaan

S

Undully Heavy

Over 12,5

Very Heavy

10 – 12,5

Heavy

7,5 – 10

Moderate

5 – 7,5

Light

2,5 – 5

Very Light

Under 2,5

 

1.      Berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal energi

Keterangan:

R   = Waktu istirahat (jam)

W  = Waktu total kerja (jam)

B   = Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)

S    = Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)

Energi yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari seperti ditunjukan oleh tabel 2.3 dibawah ini:

Tabel 2.3 Tabel Energi

Jenis

pekerjaan/pekerja

Pria (Kkal/hari)

Wanita (Kkal/hari)

Sekretaris

2700

2250

Pengemudi Bus

3000

2500

Operator Mesin

3300

2700

Buruh Kasar

3900

3250

Penari Balet

3900

3250

Atlet

4800

4250

                                

Tabel 2.4 Tabel Energi Berdasarkan Pekerjaannnya

Jenis

pekerjaan/pekerja

Energi (kkal/menit)

Duduk

0,3

Berdiri

0,6

Berjalan

2,1

Berjalan dengan Beban 10 kg

3,6

Berjalan dengan Kecepatan 16 km/jam

5,2

Mendaki dengan sudut kemiringan 30

13,7

 

Keterangan:

Y      = Energi (kkal/menit)

X      = Kecepatan denyut jantung (denyut/menit)

KE    = Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (Kkal)

Et     = Pengeluaran energi pada saat kerja (Kkal)

Ei      = Pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal)

 

2.6       Kelelahan Kerja

   Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis seorang operator. Adapun cakupan dari kelelahan yaitu:

1.      Penurunan dalam performasi kerja

  1. Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu.
  2. Disebut fatique industri.

2.      Pengurangan dalam kapasitas kerja.

  1. Perusakkan otot atau ketidakseimbangan susunan syaraf untuk memberikan stimulus.
  2. Disebut fatique fisiologi.

3.      Laporan-laporan subyektif dari pekerja.

  1. Berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan.
  2. Disebut fatique fungsional.

4.      Perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitas kerja.

a.       Perubahan fungsi fisologi atau perubahan dalam kemampuan dalam melakukan aktivitas fisiologi.

b.      Disebut fatique fungsional.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan, adalah sebagai berikut:

1.      Penentuan dan lamanya waktu kerja.

2.      Penentuan dan lamanya waktu istirahat.

3.      Sikap mental pekerja.

4.      Besarnya beban tetap.

5.      Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.

6.      Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.

7.      Lingkungan fisik kerja.

8.      Kecapaian kerja.

9.      Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.

10.  Jenis kelamin.

11.  Umur.

12.  Sikap kerja.

Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan.

a.       Mengukur kecepatan denyut jantung.

b.      Mengukur kecepatan pernafasan.

c.       Mengukur tekanan darah.

d.      Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh.

e.       Perubahan temperatur tubuh.

f.       Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin.

g.      Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator.

            Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work & Effort adalah:

a.       Pengeluaran sejumlah energi secara cepat.

b.      Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus.

c.       Pekerjaan setempat atau lokal yang terus-menerus berulang dengan pengeluaran energi setempat yang besar.

d.      Sikap yang dibatasi (kerja statis).

Untuk mengurangi kelelahan otot (Brouha dalam Physiology in Industry) mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1.      Mengurangi beban kerja dengan melakukan perancangan kerja.

2.      Mengatur perioda istirahat yang cukup didasarkan atas pertimbangan fisiologi.

3.      Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan fisiologi diantara anggota pekerja.

4.      Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja yang panas.

5.      Menyeleksi pekerja yang didasarkan atas kemampuan fisik mereka dan tingkat pelatihan atau training untuk aktivitas-aktivitas tertentu atau khusus yang membutuhkan energi yang banyak atau berat.

Penentuan waktu istirahat atau  recovery adalah:

2.      Berdasarkan konsumsi energi dari konversi kecepatan denyut jantung.

Keterangan:

R   = Waktu istirahat (menit)

T    = Waktu total kerja

K   = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kkal/menit)

S    = Konstanta

Untuk penentuan S diberikan pendekatan seperti ditunjukkan oleh tabel 2.1 dan 2.2 di bawah ini:

Rangka dan Otot Manusia

RANGKA dan OTOT MANUSIA


 A.  Pengertian Tulang

            Tulang merupakan alat gerak pasif karena digerakkan oleh otot. Otot merupakan gerak aktif  karena mempunyai kemampuan berkontraksi sehingga mampu menggerakan tulang. Gerakan tubuh terjadi karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Otot dapat berkontraksi  karena adanya kontraksi.

            Tulang di dalam tubuh dapat berhubungan secara erat atau tidak erat. Tulang mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang. Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:

1.      Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.

2.      Tempat melekatnya otot tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia   menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.

3.      Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.

4.      Sistem kekebalan tubuh sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.

5.      Perlindungan rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:

a.       Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.

b.      Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.

c.       Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.

d.      Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.

e.       Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul.

f.       Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.

g.      Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

6.      Produksi sel darah rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.

7.      Penyimpanan matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi. ”Newer Post Older Post Home.

Ada dua macam tulang berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat fisiknya yaitu:

1.      Tulang Rawan (kartilago)

Tulang rawan bersifat lentur serta terdiri dari sel-sel rawan yang dapat menghasilkan matriks berupa kodrin. Pada anak-anak, jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel, sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung, cupung telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antara ruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis.

2.      Tulang (osteon)

      Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut:

a.       Osteoprogenerator merupakan sel khusus, yaitu derivate mesenkima yang memiliki potensi mitosis dan mampu berdiferensasi menjadi osteoblasOsteoprogenerator terdapat di bagian terluar membran (periosteu).

b.      Osteoblas merupakan sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit.

c.       Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa.

d.      Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat di sekitar permukaan tulang. Fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tulang.

      Pembentukan tulang terjadi setelah terbentuknya tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan oleh sel-sel mesenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi osteoblasOsteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang.

Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang dibedakan sebagai berikut:

1.      Tulang kompak, merupakan tulang dengan matriks yang padat dan rapat, misalnya tulang pipa.

2.                  Tulang spons, merupakan tulang yang matriksnya berongga, misalnya tulang pipih dan tulang-tulang pendek.

Berdasarkan bentuknya, terdapat tiga macam bentuk utama tulang yang menyusun rangka tubuh, yaitu:

a.       Tulang Pipa (Tulang Panjang)

      Tulang pipa berbentuk tabung dan pada umumnya berongga. Diujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Contoh tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil.

b.      Tulang pipih

      Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons yang di dalamnya terdapat tulang sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga sering rongga berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat. Contoh tulang rusuk, tulang ikat, dan tulang  tengkorak.

c.       Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya ditemukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.

d.      Tulang tak berbentuk

Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak tertentu. Tulang ini terdapat di wajah dan tulang belakang.

Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain, yaitu:

a.       Memberi bentuk tubuh.

b.      Melindungi alat tubuh yang vital.

c.       Menahan dan menegakkan tubuh.

d.      Tempat perlekatan otot.

e.       Tempat menyimpan mineral.

f.       Tempat pembentukan sel darah.

Di dalam rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:

a.       Sinartrosis.

Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak memilki celah sendi. Hubungan antar tulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua tipe utama sinatrosis, yaitu suture dan sinkandrosisSuture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.

b.      Amfiartrosis.

Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih, contohnya pada sendi intervertebral dan simfisis pubik.

c.       Diartrosis.

Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Diartrosis disebut juga hubungan sinovial yang dicirikan oleh keleluasaannya dalam bergerak dan fleksibel.

B.      B Sistem Rangka

            Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler.

a.       Rangka Aksial

Rangka aksial terdiri dari tulang belakang, tulang tengkorak dan tulang rusuk. Lebih mendalam mengenai tulang-tulang dalam sistem rangka.

b.      Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum, rangka apendikuler menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.